java

lihat

Selasa, 14 Desember 2010

TSUNAMI MENTAWAI

TSUNAMI MENTAWAI

Dunia berduka kembali belum hilang dari ingatan kita peristiwa tsunami yang terjadi di tahun 2004 silam serta kemudian tsunami yang terjadi di pantai pangandaran kini Gempa dan terjangan ombak besar yang di sebut gelombang “Tsunami “ itu kembali menghampiri Negara kita.Kepulauan mentawai,satu dari 19 kabupaten dan kota di wilayah Sumatra Barat Peristiwa mengenaskan itu, terjadi akibat gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) barat daya Pagai Selatan.
Berselang hitungan menit pascagempa tersebut, keluar peringatan dini dari BMKG berpotensi tsunami. Peringatan membuat masyarakat ragu, apakah memang benar-benar terjadi gelombang tsunami.karena sirine pendeteksi tsunami yang di pasang beberapa titik di pinggiran kota Padang, arah ke pantai tak ada yang berbunyi, bahkan sebagian masyarakat pascagempa ada yang melihat air laut di pantai Padang.
Peringatan dini Senin malam itu berlalu, karena BMKG mencabut dan menyatakan tak berpotensi tsunami.Warga Padang yang berada dipinggiran pantai, yang tadinya telah sempat mengungsi ke zona hijau diminta kembali ke rumah masing-masing.
Karena gangguan komunikasi ke Mentawai pascagempa,tak ada yang tau kepastiannya apakah telah terjadi sesuatu disana ataukah semua berjalan normal – normal saja.Hari beranjak siang (Selasa), satu per satu informasi diperoleh media mulai mengejutkan tetang adanya korban jiwa dan rumah rusak serta air naik ke permukiman penduduk di Bulasat, Munte Baru dan Bosuwa Pagai Selatan, dan Silabu, Pagai Utara sekitar satu sampai tiga meter ternyata gelombang tsunami telah menerjang daerah tersebut.Jadi, Selasa siang baru diyakini bencana dengan gulungan gelombang yang menghapus rumah-rumah masyarakat yang yang ada disana.

Sejak awal pekan ini, Mentawai menjadi kata yang mungkin paling sering dibicarakan di kalangan masyarakat. Betapa tidak, bencana yang pernah terjadi menghantam wilayah pesisir Aceh 2004 silam itu, kini menerpa kembali wilayah tempat idola bagi wisatawan selancar mancanegara itu..



A. KURANGNYA PENGALAMAN
Hal ini dibuktikan saat gempa Mentawai, Sumatera Barat yang berkekuatan 7,2 SR yang diikuti tsunami itu ternyata sebenarnya cukup mengejutkan peneliti Indonesia dan Amerika Serikat sekalipun. Ini terungkap setelah tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institute Teknologi Bandung (ITB), dan Peneliti AS terjun ke lokasi selama 10 hari.Ketua Peneliti Kegempaan dari LIPI mengatakan bahwa penelitian gabungan itu dilakukan untuk mencari tahu penyebab sumber gempa, model gempa, seberapa tinggi tsunami..

Penelitian itu juga didukung oleh Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB), serta difasilitasi Tim Survei Tsunami LIPI dan Earth Observatory of Singapore.Masyarakat yang ditanyai mengatakan bahwa gempa di Mentawai tidak begitu besar. "Masyarakat mengatakan gempanya pelan tapi lama”.

Banyak penduduk mengatakan goncangan gempa sama sekali tidak terasa, bahkan jauh lebih keras dengan goncangan saat Gempa Nias pada 2007 silam. Sehingga banyak yang berfikir tidak akan terjadi apa-apa.Baru beberapa saat berselang, penduduk mulai merasakan getaran dan bunyi gemuruh menggelegar di bibir pantai. Ternyata tak disangka bahwa gempa pelan yang terjadi saat itu mampu menimbulkan gelombang gempa 8 meter dan tertinggi 14 meter.
B. SETARA 8 SR
Para Peneliti sendiri, mulanya dalam simulasi tidak menemukan bahwa gempa pelan itu bisa menimbulkan tsunami sampai 14 meter. Tapi setelah menghimpun keterangan masyarakat bahwa gempa yang pelan dan berlangsung lama itu benar-benar memicu tsunami yang tinggi.

Ini juga menjadi pelajaran buat kita karena ternyata walaupun gempa yang terjadi cukup pelan namun berlangsung lama ternyata dapat menyebabkan tsunami.bahaya gempa seperti ini tentu jarang diketahui oleh masyarakat.namun menurut beberapa sumber “gempa seperti ini pernah terjadi di pangandaran”.

Namun para peneliti memaklumi Pangandaran, Jawa Barat, banyak korban karena daerah ini padat penduduk, sehingga wajar korban mencapai 600-an. Berbeda dengan Mentawai di mana lokasinya berpenduduk sedikit.tetapi entah kenapa walaupun berpnduduk sedikit tetapi toh memakan korban yang cukup banyak?. Hasil penelitian menyebutkan gempa yang pelan dan terjadi malam hari, menyebabkan tidak banyak masyarakat yang menyadari bahaya itu. ketika gempa pada malam itu tidak semua penduduk bisa terevakuasi. Bahkan ditemukan sebuah desa di Sibalengge, di mana 190 dari 200 penduduk tewas. Ini terjadi karena penduduk tinggal di bibir pantai dan di sekitarnya dialiri oleh sungai."Mereka dikelilingi sungai sehingga saat tsunami tidak bisa ke mana-mana,"
Namun demikian,separah apapun bencananya sesedikit dan sebanyak apapun korbannya hendaknya ini menjadi suatu pelajaran buat kita semua terutama buat pemerintah,rasanya sudah cukup banyak bencana yang dapat menjadi pelajaran buat mereka agar dapat menyadari betapa pentingnya penambahan alat – alat pendeteksi tsunami dipasang di berbagai titik untuk dapat meminimalisir banyaknya korban dari bencana seperti gelombang tsunami ini.







Sumber gambar : (Kompas dan Warta Warga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar