java

lihat

Jumat, 07 Januari 2011

TEKNIK DASAR MENGUMPAN DALAM BERMAIN FUTSAL

Dalam bermain futsal tentunya kita sangat sering sekali melakukan umpan,dan jika kita dapat melakukannya dengan baiksehingga kawan atau teman dari tim kita akan lebih mudah menerimanya.
Type passing berdasarkan jarak terbagi kedalam 3 jenis yaitu :
1.jarak pendek ( short pass ) antara 0 meter sampai denga 4 meter .
2.jarak menengah ( medium pass ) 4 meter sampai dengan 10 mete.
3.jarak jauh ( long pass ) di atas 10 meter.
Mengumpan merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan futsal yang sangan di butuhkan oleh setiap pemain,karena lapangan yang rata dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit para pemain,selain itu memang sepanjang permainan futsal selalu menggunakan passing.dimana dibutuhkan penguasaan gerak sehingga sasaran yang di inginkan dapat tercapai.
Pada intinya semua tergantung dari cara berlatih dan semamgat untuk bisa dari pemain jika ingin dapat melakukan umpan dan passing dengan baik.selamat mencoba……

BELAJAR DARI INTERNET

BELAJAR DARI INTERNET
Jika kita sudah berbicara tentang internet,tentu kita terpikir akan hal – hal yang ada dalam interner itu sendiri baik itu facebook,youtoub dan lain sebagainya tapi kali ini bukan hal tersebut yang akan kita bahas,melainkan bagaimana cara memanfaatkan internet itu sendiri sehingga kita bisa belajar dari internet.kalau kita bisa belajar dari internet tentu apa yang ingin kita ketahui dan pelajari akan menjadi lebih luas ruang lingkupnya akan tetapi alangkah disayangkan banyak dari pengguna internet tidak memanfaatkan hal tersebut,ada pengguna yang memang tidak ingin memanfaatkannya tapi bahkan ada pula yang memang tidak tahu cara atau triknya.nah untuk teman – teman yang memang belum tau dan ingin tau caranya berikut saya jelaskan sedikit mengenai triknya,semoga dapat membantu.

Belajar dari Orkut (social networking)
Orkut ini merupakan salah satu bentuk social networking yang dibuat oleh Google.dimana Bentuknya mirip seperti Friendster yang mungkin dulu sering kita gunakan untuk bersosialisai dengan teman atau kerabat kita. Keistimewaan dari Orkut ini adalah adanya komunitas yang lebih serius mengenai sesuatu hal. Sehingga orang-orang yang bergabung disana dapat membuat suatu komunitas tertentu, misalnya saja komunitas mengenai SQL Server. kita bisa mendaftarkan diri pada komunitas tersebut disini. Pada komunitas ini kita juga bisa belajar dari pertanyaan dan jawaban dari para anggota komunitas. Dari pengalaman penulis banyak sekali pertanyaan dan jawaban yang sangat berkualitas dimana kita bisa juga mendapatkan ilmi yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya. Tentu saja sebelumnya kita harus menjadi anggotanya terlebih dahulu. Walaupun memang cara bergabungnya disini agak sedikit unik,nanti semua akan tau jika telah mencoba.

Belajar dari dokumen Power Point
tentu kita bertanya – Tanya kenapa dari power point? karena dokumen Power Point itu biasanya berisi pokok-pokok pikiran mengenai suatu ilmu atau suatu topik tertentu mulai dari dasar sampai pengembangannya. Sehingga memudahkan kita dalam mencari suatu data yang berisi ilmu pengetahuan yang lebih menjurus dan lengkap.

Belajar dari Experts Exchange
Experts Exchange merupakan salah satu situs terbesar yang menawarkan jasa solusi atas permasalahan di bidang IT yang Anda hadapi. Pada situs ini terdapat berbagai macam problem dan solusinya yang bisa kita cari baik melalui fasilitas search-nya maupun berdasarkan kategori yangtelah tersedia. Setiap pertanyaan akan dijawab oleh ahlinya dan hasilnya bisa kita lihat di situs mereka. Sehingga kita bisa belajar dengan lebih cepat.

Belajar dari Google Answer
Saat ini Google mempunyai suatu fasilitas menarik yang bernama Google Answer dengan alamat di http://answer.google.com/. kita bisa mencari berbagai macam jawaban untuk masalah yang ingin Anda pelajari. Yang membuat menarik adalah kita bisa membaca pertanyaan orang lain plus beserta jawaban yang benar dan akurat oleh pakar-pakarnya.selain itu memang hal ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua para pengguna internet

TUGAS DAMPAK PENYERAPAN TEKNOLOGI TERHADAP PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA

Dampak Penyerapan Teknologi Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia

Dampak Penyerapan Teknologi Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia

Kita semua pastinya sudah mengenal dari kata ‘Teknologi’.Teknologi sebenarnya merupakan sebuah fasilitas dalam bentuk fisik maupun non fisik.Teknologi biasa dipakai sebagai sebuah cara atau akses untuk menghasilkan sesuatu,baik dalam bentuk jasa,pembuatan aksesoris,pembuatan sebuah alat dan lain sebagainya.Hal ini biasanya mampu menciptakan suatu hal yang baru dan belum pernah ditemukan.Masyarakat di Indonesia maupun di luar negeri,sudah banyak mengenal teknologi-teknologi canggih yang sekarang ini sedang berkembang di panca internasional.

Teknologi semakin hari akan semakin berkembang pesat,dalam hal fungsinya yang semakin bermanfaat,dalam bentuk yang semakin bagus,dalam hal penggunaan yang semakin mudah digunakan atau dipakai.Hal ini yang membuat banyak masyarakat sangat antusias dalam hal teknologi.Teknologi sama halnya dengan sebuah gunting,jika digunakan pada kertas dengan cara-cara baik maka akan menghasilkan sebuah potongan atau karya yang indah pada kertas itu yang pastinya akan bermanfaat,dan jika sebaliknya jika kita menggunakan gunting itu untuk hal-hal negatif,maka gunting itupun dapat melakukan hal-hal yang jelek pula dan merugikan untuk sendiri dan mungkin orang lain.

Teknologi mempunyai banyak manfaat dan pengaruh bagi masyarakat luas,terutama dalam hal bahasa.Sekarang ini banyak sekali orang seperti di Indonesia yang melakukan percakapan dengan menggunakan artian artian atau bahasa-bahasa teknologi.Semua ini mempunyai dampak positif dan bisa juga mempunyai dampak negatifnya.
Dampak positifnya dari penyerapan teknologi terhadap bahasa,khususnya bahasa Indonesia,seperti,orang yang melakukan interaksi dengan bahasa teknologi pastinya akan mudah bergaul dengan orang banyak,karena pastinya orang-orang sudah kenal dengan istilah-istilah teknologi.Lalu dampak positifnya,orang tersebut akan selalu mengenal dan tahu jika lawan bicaranya berbicara tentang teknologi.Dan dampak positif lainnya adalah teknologi akan lebih berkembang dengan obrolan-obrolan karena dari obrolan itu seseorang akan mengetahui teknologi yang lebih luas dari lawan bicaranya yang lebih mengenal dengan macam dan jenis-jenis teknologi,sehingga orang tersebut nantinya mungkinakan mencoba membuat dan merancang teknologi dengan sendirinya.

Selain dampak positifnya ada juga dampak negatif dari penyerapan teknologi terhadap bahasa Indonesia,seperti contoh dampaknya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang tidak asli artinya tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Serta dampak negatifnya yaitu,penggunaan bahasa Indonesia yang tidak lagi menggunakan ejaan yang sesuai dengan kamus bahasa Indonesia.


Sumber= google.com



Komentar :
Saya sangat sependapat dengan article di atas,karena semakin berkembang suatu teknologi maka semakin besar pula dampaknya terhadap pemakaian suatu bahasa sehingga bahasa yang baku pun perlahan dapat terkikis karena perkembangannya,namun demikian hal tersebut tidak dapat kita hindari karena teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman kendatipun demikian bukan berarti pengikisan bahasa tersebut tidak dapat kita hindari.semua tergantung pada orang yang berkecimpung di dalam dunia teknologi tersebut,tapi yang pasti kita juga tidak dapat menampikkan betapa besar manfaat dari perkembangan teknologi tersebut dalam kehidupan ini.

HIMPITAN SISTEM KAPITALIS

“Yang kaya makin kaya, yang miskin makin merana”, itulah kata yang cocok untuk mengungkapkan keadaan masyarakat kita saat ini, ya itu sangat tepat sekali, bagaimana tidak, itu memang benar adanya dan itulah dampak dari sistem kapitalis yang di jalankan oleh pemerintah kita yang mengarahkan kiblat perekonomian kita pada negara barat dan adidaya.
Dampak buruknya yang sangat fatal yakni masyarakat kita yang semakin terjepit karena sistem perekonomian yang tidak berpihak pada rakyat kecil, pemerintah lebih mementingkan usaha makro dan mengesampingkan usaha mikro yang notabene di dominasi oleh rakyat kita, lebih tepatnya pemerintah kita lebih mementingkan pengusaha /konglomerat di banding rakyat yang kebanyakan menjalankan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada.
Dan kini rakyat semakin terjepit lagi karena kekurangan modal usaha, belum lagi himpitan pengusaha yang terus mendominasi hampir di smua bidang aspek usaha, sebagai contoh menjamurnya Mini market – mini market yang jelas – jelas membuat usaha rakyat sekitar yang berorientasi pada pasar tradisional menjadi kurang di gemari, beralihnya pasar tradisional menjadi pasar modern yang juga di dominasi oleh mereka yang punya modal besar itu telah membuat banyak orang menjadi risau,karna semakin lama usaha mereka semakin kurang menjanjikan.sementara rakyat yang tidak punya modal semakin terhimpit dan terpinggirkan, selain itu rakyat lebih terjepit lagi dengan sulitnya memperoleh pinjaman modal usaha dari perbankan.
Alhasil Negara ini akhirnya menjadi Negara yang orang – orang di dalam pemerintahannya tidak lagi 100% mendapat kepercayaan dari public atau masyarakatnya sendiri.hal semacam ini tentu bukan suatu hal yang menggembirakan tentunya,tapi terlepas dari peran serta pemerintah dalam menata perekonomian Negara ini,kita sebagai rakyat biasa hanya bisa berharap agar pemerintah sadar akan keputusan – keputusan mereka yang pada kenyataannya jelas – jelas merugikan banyak orang diantara kita.lalu sebenarnya apa yang mereka lakukan dan perjuangkan untuk rakyat dan Negara ini? Semua tentu sudah memiliki jawabannya,karna saat ini memang seperti itulah wajah Indonesia.

TUGAS MENCARI KATA YANG TIDAK BAKU KEMUDIAN DIRUBAH MENJADI KATA BAKU

Kata yang di garis bawahi merupakan kata – kata yang akan di rubah / di perbaiki menjadi kata yang baku.


Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc)
A : N4nt1 50re ud 4d4 4cr4 g4? B : Gk, ‘loM 4d4, knp? A : M0 Nnt0n sm W 94k? B : Bwleh, y03ks.. :-))
Yang Anda lihat di atas sama sekali bukan kode bahasa rahasia intelijen. Tapi sekadar gaya bahasa tulis yang sedang populer di kalangan anak muda sekarang ini. Gaya bahasa ini mudah Anda jumpai di SMS yang ada di handphone mereka, atau pada status dan wall Facebook anak-anak muda.
Mungkin Anda akan langsung merasa sebal atau malah pusing membacanya. Namun, jika sudah bisa menebak artinya, Anda jangan keburu senang dulu. Sebab tidak selamanya Anda langsung bisa paham maksudnya.
Persoalannya, tidak ada kaidah tetap untuk bahasa-bahasa ini. Satu-satunya aturan adalah justru ketidakaturan itu sendiri. Jangan dibahas apa rumusnya “gue” bisa menjadi: gw, W, atau malah G saja. Belum lagi untuk menyatakan ekspresi, kemungkinannya semakin tidak terbatas. Contohnya untuk tertawa, jika Anda hanya mengenal hehehe… atau he3x, sekarang ada wkwkwk, xixixi, haghaghag, dan sebagainya. Jangan bayangkan pula bagaimana ini mau diucapkan secara lisan, karena untunglah ini hanya bahasa tulis.
Awal mula kemunculan bahasa rumit ini tak lepas dari perkembangan SMS atau layanan pesan singkat. Namanya pesan singkat, maka menulisnya jadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa terkirim hanya dengan sekali SMS. Selain itu juga agar tidak terlalu lama mengetik dengan tombol handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba menyingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Belakangan, bukannya disingkat malah dilebih-lebihkan, seperti “dulu” menjadi “duluw”. Ketika jejaring sosial lewat internet datang sebagai media baru yang mewabah, budaya menulis pesan singkat ini terbawa dan makin hidup di situ. Lambat laun ini menjadi semacam sub budaya dalam cara berkomunikasi anak muda yang kemudian disebut sebagai Anak Alay, dengan Bahasa Alay sebagai intangible artefact-nya.
Ada sumber yang menyebutkan, alay ini berasal dari singkatan “anak layangan”, yang punya asosiasi pada anak muda tukang kelayapan, atau anak kampung yang berlagak mengikuti tren fashion dan musik. Ada lagi yag sekadar merujuk pada anak muda yang demi mendapatkan pengakuan di tengah lingkungan pergaulan akan melakukan apa saja, dari meniru gaya pakaian, gaya berfoto dengan muka yang sangat dibuat-buat, hingga cara menulis yang dibuat “sok” kreatif dan rumit seperti di atas.
Fenomena bahasa alay itu sendiri mengingatkan pada fenomena bahasa gaul yang hampir selalu ada pada setiap generasi anak muda. Bahasa-bahasa gaul yang tidak serta merta hilang terkubur dibawa peralihan generasi. Seperti “bokap” atau “nyokap”, jejak bahasa prokem yang tentu Anda masih sering dengar dalam bahasa percakapan saat ini.
Menengok lebih jauh lagi ke belakang, generasi eyang-eyang yang besar di kawasan segitiga Yogyakarta-Solo-Semarang era tahun empatpuluhan sampai limapuluhan pernah menciptakan apa yang mereka namakan bahasa rahasia, dengan menyisipkan “in” di antara huruf mati dan huruf hidup. Jadi jika ingin mengatakan “mambu wangi” (bau harum) akan menjadi “minambinu winangini”. Untuk yang advance, bahasa “in” ini dibuat lebih sulit lagi dengan memenggal bagian belakang. Sehingga “mambu wangi” cukup menjadi “minam winang”.
Di era delapanpuluhan, bahasa rahasia ini nyaris punah. Peninggalannya hanya tersisa pada bahasa lisan para eyang. Meski demikian melalui media radio sempat ada upaya reproduksi bahasa ini untuk penyebutan “cewek” jadi “cinewine”. Ingat? Di era delapanpuluhan ini yang lebih terkenal adalah bahasa prokem. Rumusnya adalah menyisipkan bunyi “ok” dan penghilangan suku kata terakhir. Seperti “bapak” jadi “bokap”. Dibandingkan bahasa rahasia Jawa, aturan atau rumus untuk bahasa “okem” ini lebih tidak beraturan lagi. Kaidahnya jadi irregular seperti “mobil” jadi “bo’il”, atau “dia” jadi “doi” atau “doski”, atau yang termasuk jauh, “makan” jadi “keme”. Jujur saja, Anda yang merasa senior pun masih menggunakan bahasa-bahasa ini untuk kalangan Anda sendiri bukan?
Di era sembilanpuluhan anak muda Yogyakarta membuat bahasa walikan, yaitu menukar huruf-huruf dalam urutan alfabet Hanacaraka. Rumusnya, ha-na-ca-ra-ka bertukar dengan pa-dha-ja-ya-nya, sementara da-ta-sa-wa-la bertukar dengan ma-ga-ba-tha-nga. Akibatnya, huruf “m” jadi “d”, huruf “t” jadi “g”. Contohnya, “matamu” menjadi “dagadu”, seperti merek industri kaos terkenal yang digemari anak muda di Yogya. Bahasa walikan ini awalnya muncul sebagai bahasa gaul di lingkungan kampus, sebagai respon terhadap masuknya pengaruh kultur baru yang dibawa para mahasiswa dari luar kota Yogyakarta.
Jika bahasa walikan adalah respon kultural anak muda terhadap perubahan yang datang dari luar, dan bahasa prokem punya konteks perlawanan anak muda urban kelas menengah terhadap hipokrisi orang dewasa, maka bahasa alay saat ini lebih mencerminkan kultur yang arbitrer, serba acak dan suka suka. Penyebabnya, teknologi komunikasi dan informasi dengan jejaring informasi betul-betul membuat dunia lebih datar, seolah-olah tiap individu bebas untuk mengusung produk budaya masing-masing. Sehingga de facto tidak ada aturan yang benar-benar dianut secara baku seperti tampak dari bentuk bahasa alay yang tidak beraturan itu. Buat Anda generasi dewasa jangan merasa tertinggal jika Anda tidak mampu mengejar istilah-istilah baru ini. Karena semakin dikejar, semakin banyak yang muncul lebih aneh lagi, sama banyak dengan yang tersisih karena dianggap lawas dan “jadul”.
74d1, 5l4m4t d4t4n9 d1 dun14 a1ay
Kata yang di garis bawahi merupakan kata – kata yang telah di rubah / di perbaiki menjadi kata yang baku.

Oleh Hermawan Kartajaya (Founder & CEO, MarkPlus, Inc)
A : Nanti sore sudah ada acara belum? B : belum ‘belum ada, kenapa? A : mau nonton sama saya tidak? B : boleh, ya terimakasih.. :-))
Yang Anda lihat di atas sama sekali bukan kode bahasa rahasia intelijen. Tapi sekadar gaya bahasa tulis yang sedang populer di kalangan anak muda sekarang ini. Gaya bahasa ini mudah Anda jumpai di SMS yang ada di handphone mereka, atau pada status dan wall Facebook anak-anak muda.
Mungkin Anda akan langsung merasa sebal atau malah pusing membacanya. Namun, jika sudah bisa menebak artinya, Anda jangan keburu senang dulu. Sebab tidak selamanya Anda langsung bisa paham maksudnya.
Persoalannya, tidak ada kaidah tetap untuk bahasa-bahasa ini. Satu-satunya aturan adalah justru ketidak teraturan itu sendiri. Jangan dibahas apa rumusnya “saya” bisa menjadi: gw, W, atau malah G saja. Belum lagi untuk menyatakan ekspresi, kemungkinannya semakin tidak terbatas. Contohnya untuk tertawa, jika Anda hanya mengenal hehehe… atau he3x, sekarang ada wkwkwk, xixixi, haghaghag, dan sebagainya. Jangan bayangkan pula bagaimana ini mau diucapkan secara lisan, karena untunglah ini hanya bahasa tulis.
Awal mula kemunculan bahasa rumit ini tak lepas dari perkembangan SMS atau layanan pesan singkat. Namanya pesan singkat, maka menulisnya jadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa terkirim hanya dengan sekali SMS. Selain itu juga agar tidak terlalu lama mengetik dengan tombol handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba disingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Belakangan, bukannya disingkat malah dilebih-lebihkan, seperti “dulu” menjadi “dulu”. Ketika jejaring sosial lewat internet datang sebagai media baru yang mewabah, budaya menulis pesan singkat ini terbawa dan makin hidup di situ. Lambat laun ini menjadi semacam sub budaya dalam cara berkomunikasi anak muda yang kemudian disebut sebagai Anak Alay, dengan Bahasa Alay sebagai intangible artefact-nya.
Ada sumber yang menyebutkan, alay ini berasal dari singkatan “anak layangan”, yang punya asosiasi pada anak muda tukang kelayapan, atau anak kampung yang bergaya mengikuti tren fashion dan musik. Ada lagi yag sekadar merujuk pada anak muda yang demi mendapatkan pengakuan di tengah lingkungan pergaulan akan melakukan apa saja, dari meniru gaya pakaian, gaya berfoto dengan muka yang sangat dibuat-buat, hingga cara menulis yang dibuat “sok” kreatif dan rumit seperti di atas.
Fenomena bahasa alay itu sendiri mengingatkan pada fenomena bahasa gaul yang hampir selalu ada pada setiap generasi anak muda. Bahasa-bahasa gaul yang tidak selalu hilang terkubur dibawa peralihan generasi. Seperti “bapak” atau “ibu”, jejak bahasa prokem yang tentu Anda masih sering dengar dalam bahasa percakapan saat ini.
Mlihat lebih jauh lagi ke belakang, generasi eyang-eyang yang besar di kawasan segitiga Yogyakarta-Solo-Semarang era tahun empatpuluhan sampai limapuluhan pernah menciptakan apa yang mereka namakan bahasa rahasia, dengan menyisipkan “in” di antara huruf mati dan huruf hidup. Jadi jika ingin mengatakan “mambu wangi” (bau harum) akan menjadi “minambinu winangini”. Untuk yang advance, bahasa “in” ini dibuat lebih sulit lagi dengan memenggal bagian belakang. Sehingga “mambu wangi” cukup menjadi “minam winang”.
Di era delapanpuluhan, bahasa rahasia ini nyaris punah. Peninggalannya hanya tersisa pada bahasa lisan para eyang. Meski demikian melalui media radio sempat ada upaya reproduksi bahasa ini untuk penyebutan “cewek” jadi “cewek”. Ingat? Di era delapanpuluhan ini yang lebih terkenal adalah bahasa prokem. Rumusnya adalah menyisipkan bunyi “ok” dan penghilangan suku kata terakhir. Seperti “bapak” jadi “bapak”. Dibandingkan bahasa rahasia Jawa, aturan atau rumus untuk bahasa “okem” ini lebih tidak beraturan lagi. Kaidahnya jadi irregular seperti “mobil” jadi “mobil”, atau “dia” jadi “dia” atau “dia”, atau yang termasuk jauh, “makan” jadi “makan”. Jujur saja, Anda yang merasa senior pun masih menggunakan bahasa-bahasa ini untuk kalangan Anda sendiri bukan?
Di era sembilanpuluhan anak muda Yogyakarta membuat bahasa walikan, yaitu menukar huruf-huruf dalam urutan alfabet Hanacaraka. Rumusnya, ha-na-ca-ra-ka bertukar dengan pa-dha-ja-ya-nya, sementara da-ta-sa-wa-la bertukar dengan ma-ga-ba-tha-nga. Akibatnya, huruf “m” jadi “d”, huruf “t” jadi “g”. Contohnya, “matamu” menjadi “matamu”, seperti merek industri kaos terkenal yang digemari anak muda di Yogya. Bahasa walikan ini awalnya muncul sebagai bahasa gaul di lingkungan kampus, sebagai respon terhadap masuknya pengaruh kultur baru yang dibawa para mahasiswa dari luar kota Yogyakarta.
Jika bahasa walikan adalah respon kultural anak muda terhadap perubahan yang datang dari luar, dan bahasa prokem punya konteks perlawanan anak muda urban kelas menengah terhadap hipokrisi orang dewasa, maka bahasa alay saat ini lebih mencerminkan kultur yang arbitrer, serba acak dan suka suka. Penyebabnya, teknologi komunikasi dan informasi dengan jejaring informasi betul-betul membuat dunia lebih datar, seolah-olah tiap individu bebas untuk mengusung produk budaya masing-masing. Sehingga de facto tidak ada aturan yang benar-benar dianut secara baku seperti tampak dari bentuk bahasa alay yang tidak beraturan itu. Buat Anda generasi dewasa jangan merasa tertinggal jika Anda tidak mampu mengejar istilah-istilah baru ini. Karena semakin dikejar, semakin banyak yang muncul lebih aneh lagi, sama banyak dengan yang tersisih karena dianggap lawas dan “jaman dulu”.
jadi, selamat dating di dunia alay!

Sumber = kompas